Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

"Kita" -surat untuk seorang sahabat-

Gambar
Ngomongin masalalu kita, berarti ngomongin puisi-puisi Chairil Anwar, buku-buku  Harun Yahya, ngomongin sejarah pramuka, ngomongin matematika, ngomongin persahabatan, cinta sejati, penghianatan, pengakuan, ngomongin rindu, ngomongin wilayah Cirebon – Majalengka, Bogor, Jogja, Bandung, Malang, Surabaya, ngomongin buku-buku Boby De Potter, ngomongin Pesantren Babakan Ciwaringin, ngomongin air mata, ngomongin tawa, ngomongin kesepian, ngomongin kebahagiaan, harapan, impian. Ngomongin masalalu kita, hampir seperti ngomongin alam semesta Tadi malam saya ngobrolin kerjaan di pabrik sama istri bagaimana saya sulit bergerak dengan system yang ada, hingga kemudian merambat pada bagaimana begitu merdekanya aku dimasa lalu. Kamu masih ingat, entah kelas berapa saat itu kita ngadain cerdas cermat di PSBB, kita sekelas, karena kita memang selalu sekelas J, kelas kita diwakili oleh saya, khotim dan syifa. Kamu dan edi menjadi pembaca soal waktu itu. Kelas lain ada Iwan, dan kawan-kawa

Lulusan "PREMAN" Malang

Pada suatu malam, dalam sebuah group BBM yang rata-rata anggotanya orang sunda,  saya mengirim message guyonan dengan bahasa jawa . Kemudian ada seorang kawan katakanlah “y” yang menanggapi, “yang nulis gak tau toto.” Katanya.  Aku bales lagi, “Gudu aku.” Karena aku hanya copy paste, bukan yang nulis. Dia jawab lagi (seakan lebih jawa dari saya) “Dudu” bukan “gudu”, eh,, ada salah satu kawan lagi yang  orang sunda tulen (saya tau sekedar ceplos bercanda), “Jancoook” katanya. Kata-kata KHAS SURABAYA, atau jawa timur lah pada umumnya. Nah, si “Y” entah, saya nggak tau kondsinya seperti apa malam itu, mungkin karena terganggu atau lagi galau, “JANCOOK = JADAH SIA” katanya. Saya, yang kebetulan sudahsangat familiar dengan kata itu karena kebetulan 6 taun tinggal di Jawa timur, mencoba meluruskan. Bahwa kata JANCOOK nggak bisa dimaknai seperti itu, dan semata-mata berkonotasi negatif, bahkan sering digunakan sebagai bentuk keakraban di daerahnya. Eh, si “Y” yang mungkin lagi

Nak, Saat Ayah Menjadi Ayah

Nak, ayah tau kamu belum bisa membaca tulisan ayah, ataupun belum bisa mengerti jika ayah membisikkan banyak kata padamu, tapi ayah yakin kamu bisa mengerti betapa ayah mencintai dan menyayangimu dengan memelukmu, mengecupmu dan mengusap tubuhmu. Nak, selamat datang di dunia ayah ibumu, kami amat bersyukur atas hadirmu, kami sadar kamu bukan sepenuhnya milik kami, kamu adalah titipan dari Allah yang kami diberi kewajiban untuk menjaga dan mendidikmu agar saat kembali pada-Nya penuh dengan keimanan. Nak, ayah bahagia sekali saat kamu lahir, kamu lahir di RS karena pantat dulu, tapi kamu pinter, datang ke RS pukul setengah 8 pagi, pukul 09.00 kamu sudah keluar. Kamu keluar dengan tubuh yang mungil, tapi sehat. Ayah langsung menuju ruang bayi menemuimu setelah selesai mengurus adm RS untuk ruanganmu. Ayah merasa deg-degan, grogi dan mata ayah berkaca-kaca saat melihatmu, ayah mendekatkan wajah ayah padamu, lalu ayah kumandangkan adzan dan iqamat, matamu bergerak berputar-put