Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Terkenang Oleh Gorengan

Sabtu kemarin, saat saya berada di rumah Cirebon dan seperti biasa anter istri ke sekolahnya, kemudian sambil nunggu istri ngajar bermain-main dengan Arini putriku. Sempet ketemu temenlama, Ade Faisal yang nggendong putrinya Damai main ke sekolah jg, kami ngobrol-ngobrol sebentar. Siangnya, ada agenda ke Tegal Gubug silaturahmi ke PT. Solusi Balad Lumampah Biro Travel Umroh dan Haji Plus. Bersama Istri dan Putriku Arini juga, kami ketemu dengan yg punya kantor, dan temen seperjuangan di Malang yg sekarang sudah beraktifitas di Cirebon juga. Pukul 12.30an kami kembali pulang ke Gintung – Cirebon,  terik juga, apalagi setelah ikut2an menikmati macet Tegal Gubug walaupun nggak belanja, tenggorookan jadi pengen yang seger-seger, es kelapa sepertinya cocok melepas dahaga siang itu. Pucuk di Cinta Ulampun tiba, melewati kali gede – bringin, ada penjual Es kelapa pinggir sungai, sayapun belok  dan mampir bersama istri dan Ayin yang terlelap mungkin kecapekan. 2 gelas Es kelapa kami p

Belajar Kehilangan, di Firdaus Memorial Park

Gambar
Taman Wakaf Pemakaman Muslim Kehilangan, siapapun akan menyatakan sebagai sesuatu yang menyesakkan, menyakitkan. Apalagi jika kehilangan itu adalah seseorang yang tercinta dan sudah menyimpan banyak memori dalam hidup kita. Beberapa waktu ini, selama beraktifitas di WakafPro 99 dan aktif di Program Firdaus Memorial Park, saya sering bertemu dengan orang-orang yang kehilangan. Kehilangan suami, istri, ibu, ayah, anak, kerabat dan rata-rata mereka menangis, terpukul bahkan seakan terpuruk. Sebuah reaksi wajar memang sebagai makhluk yang diberi rasa, kita menangis saat kehilangan, karena sayapun pernah mengalami kehilangan. Suatu waktu saya pernah mendampingi pengantaran jenazah keluarga Dhuafa dari RSHS ke satu daerah di Indramayu, seorang anak usia 7tahunan, mengidap kanker dan tak tertolong. Yang turut mendampingi dalam mobil jenazah tersebut adalah kedua orang tuanya. Saat jenazah kami angkat dari meja dorong rumah sakit, sang ibu mulai menangis, sempat berhenti saat p

Air Doa dan Cinta Ayah

Waktu itu putriku sakit, liburan seminggu kuhabiskan dirumah hanya untuk menemaninya. diawali dg demam, kemudian batuk tak henti2, hingga akhirnya muntah2 hampir 5-6 kali sehari. diperparah tak mau makan sama sekali, sampai 4 hari. hati org tua mana yang tak khawatir dan sedih? Sejak awal panas ia sudah diberikan parasetamol, kompress, tp tetap saja. Ke Bidan, ke mantri, tak begitu ada perubahan. beberapa hari berikutnya ia makin terlihat lunglai dan saat kugendong langsung menyandarkan kepalanya dipundakku. Tidurnya tak nyenyak, terbangun oleh batuknya 3-4 kali semalam. sambil nangis tentu saja.  Akhirnya kami putuskan ke spesialis anak di RS Daerah di Mjl. Setelah dokter cek kondisi badan dan tanya2, ia minta cek darah juga. Putriku yg mungil ditusuk jarum di kedua lengannya (karena di tangan kiri nggak keluar). kasihan ia. Hasil lab keluar, kami syock, HB putriku hanya 7,9, HB normal untuk perempuan adalah 12-15 g/dL. Artinya sangat rendah, kata analis yang masih saudara ka

Ariniku dan Kolam Renang

Putriku Arini Zulfa kini berusia 18bulan, kebisaannya sudah nggak bisa dihitung lagi. Ia pintar, cerdas, punya inisiatif, dan lucu tentu saja ^_^ karena semua bayi memang dilahirkan lucu. Beberapa bulan lalu saya mengajak anak saya renang, maksudnya ingin ngasih "kegembiraan" buat dia, karena saya pikir semua anak pasti suka main air, sekaligus denger2 (baca2) renang sangat baik untuk membantu perkembangan sel-sel motorik maupun sensorik. Tapi harapan itu nggak 100% terjadi, alih-alih melihat anak saya gembira main air, ia malah ketakutan. Saat saya gendong dan ajak masuk ke air, memang ia seperti senang, tapi rasa takut ternyata lebih menguasainya. Ia memeluk erat, tangannya, kakinya, tak mau lepas dari badanku. Saya paksakan juga tetep tak bisa. Saya heran dan agak kecewa juga. Memang saya agak telat mengenalkan ia pada renang, kalo saya baca anak 3-4 bulan sudah harus/ baiknya dikenalakan untuk berenang. Kemudian beberapa saat saya ajak ia naik dari kolam, saat berada

Di Ciwidey, Nitip Helm "bonus" Masker

Akhir pekan yang biasanya saya habiskan sama istri n Ayin di Cirebon, kali ini saya standby di Bandung. Jauh-jauh hari saya minta istri izin di sekolah tempatnya ngajar untuk berkunjung ke Bandung karena awal November saya tdk pulang untuk satu kegiatan. Walaupun Acara saya di undur jadi 7 Desember, tp karena sudah kadung izin, Jum’at 1 November jadilah Ayin n Ibu dianter mertua dan uwa’ berkunjung ke Bandung. Pagi Hari pertama di Bandung, saya mengajak Ayin dan ibu ke kantor tempat saya bekerja, sambil sekedar jalan mengelilingi kota Bandung. Sebelum ke kantor kami sempatkan mampir terlebih dahulu ke pasar baru, tempat ini memang sudah saya rencakanan untuk dikunjungi jika istri berkunjung ke Bandung.  Setelah capek keliling (tanpa belanja :D ), saya ajak istri ke lantai 5, bertemu salah satu pemilik toko yang juga merupakan donatUr loyal DompetDhuafa/WakafPro (tempat saya kerja), pemilik Vamosh (Morish collection). Hari kedua, bertepatan hari Minggu,  saya mengajak ay