Maicih Untuk Istriku

Ada dua jenis orang yang permintaannya mesti diturutin, balita, dan perempuan ngidam. Yang namanya balita, kalo udah punya keinginan kayaknya rata-rata pengennya mesti diturutin. Walaupuun harus guling-guling, tereka-tereak, banting piring atau lemari, bahkan baker motor atau kantor bupati [eh, itu balita apa satpol PP?]. Begitu juga dengan perempuan ngidam, segala bentuk tipu-rayu akan dilancarkan, gak mempan di rayu pake ancam-ancam segala, “ini demi anakmu loh mas, tega banget sih permintaan anaknya gak diturutin?” “ntar kalo anaknya suka ngeces/ileran gimana? Ntar kalo anaknya lahir premature gimana?” [mmm… ada gak sih hubungan ngidam sama lahir premature??], dan lain sebagainya, dan inilah yang kuhadapi akhir-akhir ini, dalam masa ngidam istriku yang jabang bayinya berumur 3 bulan. “Bi, beliin maicih dong?” tiba-tiba pinta istriku. OMG, ini ngidam apa kesurupan? “Yang, sadar yang| sadar|” kataku sambil menggoyang-goyang pundaknya dengan cemas. “Ih, apaan sih? Orang ana...