Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

3 Hal yang Sangat Aku Takutkan, dulu, dan Sekarang

Jum’at, 14 Nov 2008 saya menulis ini di Blog ini. 3 Hal Yang Sangat Aku Takutkan dalam hidup saya saat itu. 3 hal itu adalah: 1. Menjadi Dewasa Iya, kayaknya mengerikan banget kalo aku harus menjadi orang dewasa, terpaksa atau dipaksa. pokoknya mengerikan. Membayangkan kehidupan yang penuh dengan masalah, pusing, stress, nggak boleh banyak ketawa (cukup nyengir aja yang dibolehkan), nggak boleh banyak bercanda, nggak boleh teriak-teriak di menara masjid, nggak boleh maen bola di Supermarket, (alah... itu seh edan namanya) begitu mengerikannya kehidupan orang dewasa buatku. Kaku, linear, paling banter hanya persamaan kuadrat... melengkung seimbang, padahal aku lebih suka hidup yang dinamis, yang terus bergelombang. Sungguh mengerikan! Lebih mengerikan dari Lord Voldemort (Bener nggak, yang jadi musuhnya si Entong itu loh!) Aku nggak bisa membayangkan jika suatu saat nanti aku akan menjadi orang dewasa... 2. Nggak bisa Jatuh cinta lagi. Mati rasa, mungkin udah mati rasa ini hat

Coban Rondo, Debur Airnya Ngangenin

Gambar
Hari senin 23 Agustus kebetulan kerja Libur, niat ke Malang untuk silaturahmi ke Masjid (tempat saya tinggal dulu selama kuliah) yang tertunda-tunda ingin segera dilaksanakan, apalagi Istri udah nyindir2 tiap hari, katanya mau diajak maen. Akhirnya ba’da Dzuhur, bersama si “Evek” (nama motor saya) yang baru saja di servis, saya dan Istri beragkat ke malang sekitar pukul 2an. Alhamdulillah, perjalanan lancar tanpa hambatan, menghindari macet, saya mencoba jalan alternatif ke Malang lewat Ngaban, belok kiri sebelum melewati jalan raya porong/ lumpur, melewati ex tol gempol yang udah nggak ke pake. Lumayan lebih jauh juga. Sekitar pukul 15.45an kami sampai di Malang, udara dingin udah mulai krasa, Saya ngajak Istri shalat Asar dulu di Masjid Tarbiyah (UIN Malang), bernostalgia dengan kenangan disana, melihat mahasiswa/ santri2 pada tadarus/ muraja’ah Al Qur’an di pojok2 ruang masjid, baca2, melingkar membuat diskusi, tapi ada juga sebagian yang hanya tiduran atau ngobrolin hal tak

Kesepian dalam Ramai di Penanggungan

Gambar
Di Puncak bayangan, ada sekitar 1 00an pendaki kira-kira malam itu, sebagian sudah menuju puncak berpapasan tadi pas aku turun, dan sebagian lagi sudah men dirikan tenda dipuncak bayangan. Ada yang bermain gitar, a da yang sedang ngobrol di t engah api unggun, ada yang khusuk, ada yang teriak2, sebagain anak SMA, sebagian mahasiswa m ungkin, sebagain dewasa. Aku, baru saja turun dari puncak dengan ngesot setengah putus asa karena kakiku kaku, sendiian, kedinginan dan kelaparan. Gelap, tak ada yang memperhatikan aku datang dari atas, mereka seda ng sibuk dengan kerjaannya masing-masing, dengan tem annya masing2, saya rebahkan diri diatas ilalang, memandang langit, indah, bintang kelap-kelip w arna-w arni. Didepan/ dibawah, juga indah lampu-lampu kota yang kelap-kelip, tapi aku tak bisa menikmati, kakiku kaku. Tak ada yang menyapaku, tak ada yang menegurku, Aku, ingat istriku, aku, kesepian ditengah ramai di Penanggungan. Dulu, waktu saya masih PP M alang-Surabaya karena s tatus kerja

Ilang, sesaat sebelum nikah..

Ilang, gatau gimana rasanya, sepertinya bukan bahagia, tapi juga bukan sedih. tak bisa saya bayangkan, bagaimana hari-hari saya selanjutnya. Pasti benar-benar akan berbeda. Dia, perempuan yang baru kutemui 6x, setelah ini akan selalu ada disampingku seumur hidupku. Menemani tidurku, makanku, hari2ku. Ini memang bukan karena "dia", tapi justru karna aku. Aku yang terbiasa sendiri, aku yang terbiasa kesepian, kini seakan seketika berubah. Itu yang membuatku merasa hilang..