3 Hal yang Sangat Aku Takutkan, dulu, dan Sekarang

Jum’at, 14 Nov 2008 saya menulis ini di Blog ini. 3 Hal Yang Sangat Aku Takutkan dalam hidup saya saat itu. 3 hal itu adalah:

1. Menjadi Dewasa

Iya, kayaknya mengerikan banget kalo aku harus menjadi orang dewasa, terpaksa atau dipaksa. pokoknya mengerikan. Membayangkan kehidupan yang penuh dengan masalah, pusing, stress, nggak boleh banyak ketawa (cukup nyengir aja yang dibolehkan), nggak boleh banyak bercanda, nggak boleh teriak-teriak di menara masjid, nggak boleh maen bola di Supermarket, (alah... itu seh edan namanya) begitu mengerikannya kehidupan orang dewasa buatku. Kaku, linear, paling banter hanya persamaan kuadrat... melengkung seimbang, padahal aku lebih suka hidup yang dinamis, yang terus bergelombang. Sungguh mengerikan! Lebih mengerikan dari Lord Voldemort (Bener nggak, yang jadi musuhnya si Entong itu loh!) Aku nggak bisa membayangkan jika suatu saat nanti aku akan menjadi orang dewasa...

2. Nggak bisa Jatuh cinta lagi.

Mati rasa, mungkin udah mati rasa ini hati, masa udah hampir tiga tahun nggak pernah lagi merasakan desir-desir jatuh cinta sama seorang khawatir, pernah sih suka, tapi kebanyakan hanya semu, suka, berhasrat, dan berlalu... Belum pernah bener-bener suka, kagum, sayang, sekaligus berhasrat pada seorang perempuan seperti dulu, hampir 4 tahun, 4 tahun! coba bayangkan?! Dan sungguh, gara-gara mati rasa ini, setiap aku makan lontong terasa karpet, makan nasi terasa handphone, makan soto terasa lakban, entah... semua berubah rasa sejak aku gak pernah bisa jatuh Cinta lagi...

3. Nggak bisa ketemu MARSHANDA

Beberapa hari ini aku kepikiran Marshanda terus, entah kenapa, apa mungkin dia lagi ada masalah dan sebagai soulmate yang telah diciptakan Tuhan untuknya, aku juga bisa merasakannya. Entahlah, aku sendiri kurang yakin... yang pasti Marshanda bagiku adalah Rembulan, pun seandainya dia sudah ternoda, dia tetap mau membagi cahayanya dengan segenap makhluk di Bumi... Marshanda itu penyayang... Seperti Calon ratu Arang...

Setelah 3 tahun berlalu, sekarang oktober 2011, 3 hal yang paling aku takutkan itu berubah, bukan hanya berubah, tapi justru bertolak belakang. 3 hal yang paling aku takutkan sekarang adalah:

1. Tidak Pernah Bisa Menjadi Dewasa.

Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa adalah pilihan, saya sering dengar ungkapan semacam itu. Namun demikian, menjadi dewasa akhirnya juga suatu keharusan jika kita ingin bisa hidup bahagia dan mampu menghadapi problema yang pasti, dan niscaya semakin hari semakin bertambah. Akhirnya menjadi dewasa yang awalnya suatu pilihan, ia menjadi sebuah keharusan.

Karena menjadi dewasa adalah pilihan tapi merupakan suatu keharusan, hal itulah yang membuat saya takut tak bisa jadi dewasa. Karena saya pikir menjadi dewasa adalah proses, melalui sebuah pembelajaran dan banyak yang harus dilewati. Satu proses tak lolos, maka akan semakin lama juga saya menjadi dewasa. Semoga, doaku 3 tahun yang lalu untuk hal ini ditolak dan Tuhan memberikan yang terbaik untuk saya.


2. Jatuh Cinta Lagi

3 tahun yang lalu, saya belum menikah, tak sempat berfikir akan menikah, bahkan mungin belum membayangkan jika saat ini saya akan sudah menikah. Tapi inilah yang terjadi, saat ini, saya sudah menikah. Perubahan ini akhirnya mendorong perubahan ketakutan saya, saat ini saya takut akan jatuh cinta lagi karena saya sudah punya istri. Yang begitu setia, begitu baik dan begitu saya sayangi. Akan terlalu menyakitkan, bagi saya, lebih-lebih bagi istri saya jika saat ini saya jatuh cinta lagi pada perempuan lain. Menyakitkan bagi saya untuk berpaling dan terus memendamnya, dan meyakitkan istri saya, tentu saja. Maka saya selalu berharap, cukup sudah saya jatuh cinta lagi, tapi jika itu harus, saya hanya ingin jatuh cinta setiap pagi pada satu orang yang sama, istri saya, dan anak-anak saya kelak.

3. Ketemu Marshanda.

3 tahun memang sudah berlalu, tapi sampai hari ini saya tak memungkiri kalau saya masih cukup ngefans sama Marshanda. Apalagi setelah ia memutuskan untuk berjilbab dan menikah muda, satu hal yang sangat saya sepakati. Yang saya takutkan jika saya bertemu dengannya, saya takut benih-benih cinta yang sudah lama terkubur akan lahir kembali. Hal itu tentu sangat tidak baik bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi dia, bagi istri saya dan suami dia. Semoga, jikapun saya tetap ingin memiliki Marshanda, saya hanya ingin memiliki duplikatnya saja, di Surga nanti. Agar tak ada yang tersakiti…

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seize The Day/ Carpe Diem

"Bahasa Inggris: Pasif!"

“Misteri HP mati di Panderman”