Ketika hatiku berbisik di Bale Kambang

Aku tak mengerti apa artinya berjuta buih itu
Yang aku mengerti ia selalu memanggilmu
Kadang mendayu-dayu, kadang berteriak
Semakin menjauhkanku dari kesetiaan yang semestinya

Keadaan semakin sepi saja bagiku
Sesepi bisikan karang yang sendirian di Ismoyo
Diatasnya tetap berdiri Pura sembahyangan dengan tegak dan Indah
Seakan ingin tetap menjaga kesetiannya pada laut

Pulau Anoman yang tanpa jembatan seperti menawarkanku 3 pilihan
Setia pada janji (tetap berdiri disana) yang kubuat sendiri
Atau aku kembali menemuimu, menemui kebebasanku
Tanpa jembatan karena telah kuruntuhkan sendiri (karena kebodohanku)
Atau sekalian kulakukan, kupilih cara kematianku disini

Seputih buih itu, sebanyak pasir itu
Seteguh karang itu
Mungkin ini cintaku
adalah saat aku bisa menyentuh lembut dan merasakan dinginnya
adalah saat aku bisa berdiri dan berteriak diatasnya
Itulah kebahagianku

Tapi keadaan kini telah membuat aku berdiri sendirian
Di pulau wisanggeni tanpa jembatan

Andai...
Aku bisa membelah rembulan,


Malang, 24 Juli 2008






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seize The Day/ Carpe Diem

"Bahasa Inggris: Pasif!"

TaHuRa Juanda a.k.a Dago Pakar a.k.a Goa Jepang dan Goa Belanda