Ngapalin Tempat2 Wisata Jalur Malang - Jombang

>

Minggu ini (21 Nop 2010) adalah minggu ke tiga saya mengikuti kuliah program akta di STAIBU Tambak Beras Jombang. Tapi minggu ke empat mungkin perjalanan saya Malang-Jombang melewati Batu, kab. Malang dan Kediri. Salah satu yang membuat saya suka berangkat kuliah adalah perjalanan ini, melewati kota batu yang penuh dengan panorama, terutama Payung dengan pemandangan villa-villa songgoriti di bawahnya, dan hutan-hutan, tebing, sungai dkk yang tidak bisa saya temui tiap hari di Malang. Berangkat kuliah, sekaligus bisa menjadi refreshing buat saya, walaupun hanya melewati saja tanpa berhenti.

Dulu, sebelum saya terbiasa bolak-balik Malang - Jombang, Batu itu sungguh terasa jauh sekali, masih ingat ketika salah satu temen chat dari Batu ngajak ketemuan di alun-alun kota batu, tapi saya gak bisa karena saya blang terlalu jauh. Tapi setelah beberapa kali saja melakukan perjalanan ke Jombang, Batu jadi terasa sangat deket, terlalu deket bahkan. Dan ini ternyata mampu merubah paradigma saya, bahwa saya seharusnya bisa mengunjungi tempat-tempat wisata di sini tanpa harus merasa susah karena jauh/ terkendala waktu, bukankah bisa sehari pulang pergi?!

Setiap melakukan perjalanan, walaupun dengan BUS dan jalan yang sama, saya selalu mencoba melahirkan “suasana” hati yang berbeda, maka yang biasanya dalam setiap perjalanan saya hanya menikmati panorama yang ada, dalam perjalanan kali inisaya mencoba menghafal/ memahami letak-letak tempat wisata yang mungkin/ ingin saya kunjungi. Pertama-tama tentu saja hafal pintu gerbang “Desa Srebet – Pesanggrahan” yang merupakan gerbang pendakian menuju Panderman, saya pernah ke sini sebelumnya. Beberapa menit selanjutnya stelah melewati beberapa belokan, BUS akan melewati kawasan songgoriti walaupun gerbangnya saja. Turun dari bus di depan songgoriti sepertinya ada ojek yang siap mengantar. Selain BUS ini, ada juga angkutan yang melewati songgoriti ini dari terminal kota Batu. Rencananya, saya ingin/akan ke sini bareng istri saja saat bulan madu, datang pagi atau sore, nyewa villa, habis Isya keluar ngopi di payung sambil menikmati panorama dibawahnya, jam 10an pulang lagi ke villa melanjutkan “acara” ^^

Selanjutnya perjalanan agak menaik, beberapa menit kemudian kita akan melewati Payung, tempat nongkrong favorit berupa warung-warung/ café berjejer di tepi jalan dengan panorama songgoriti dibawahnya, kita dapat melihat pohon-pohon, villa-villa dari atas/ Café-café tersebut, pemandangan akan terlihat lebih menmpesona saat malam, saat villa-villa menyala dengan lampu kelap-kelip dari kejauhan, saya sempat melihatnya setiap pulang karena sampai payung sekitar pukul 7-8 malam.

Keluar dari payung (yang terdiri dari payung I, II dan III, berdasar letak ketinggian) maka kita akan langsung memasuki gerbang “SELAMAT DATANG DI KABUPATEN MALANG” dan tak sampai lima menit, sebelah kiri jalan (selatan) terdapat gerbang tempat wisata air terjun Coban Rondo, rencananya, tempat inilah yang pertama akan saya kunjungi, dengan berjalan kaki ke Air terjun yang menurut temen cukup jauh dan gak bakalan nyampe kalo jalan kaki. Saya memang suka (mencoba menyukai) jalan kaki, bahkan ada juga keinginan hiking dari Malang ke Kediri menembus hutan-hutan untuk memotret setiap sudutnya yang indah. Lalu, ada apa setelah air terjun coban rondo ini?!

Satu atau beberapa belokan setelah Coban Rondo saya melihat plang arah yang bertuliskan “gunung Banyak view”. Gunung Banyak adalah tempat olahraga paralayang yang sudah di akui Internasional. Satu saat, saya juga ingin mengunjungi ini sekedar meklihat-lihat para atlet melayang-layang di udara denngan terjun payung-nya, karena untuk ikut terbang, katanya biayanya tak cukup murah untuk ukuran seorang saya.

Setelah itu BUS memasuki Mantung dan biasanya saya turun, bertemu / menemui Haris yang sudah menunggu. Selanjutnya naik (numpang) mobil/ motor bersama Haris. Dan pemandangan selanjutnya yang lebih banyak berupa hutan-hutan dan sungai bisa langusng saya lihat dengan lebih santai, makanya muncul hasrat untuk berhiking ria melewati jalanan ini walaupun entah ada rasa khawatir juga jika seorang diri karena jalanan cukup sepi berkelok-kelok, hutan-hutan dan ihh… menyeramkan kalo malam. Tapi untuk nyari temen, sapa coba yang mau gila jalan kaki Malang – Kediri melewati hutan?! Tapi jikaa ada yang berminat, insya Allah, segala biaya transportasi kecuali konsumsi akan saya tanggung (lah, emang hiking pake transportasi?!)

Setelah itu masih dikabupaten Malang sebelum masuk kediri ada juga Bendungan/ Waduk Selorejo, yang menururt Haris, untuk pembuatannya harus melenyapkan 3 desa.

Ohya, sebenarnya, banyak juga tempat rekreasi yang saya lewati terutama di kota Batu, seperti taman rekreasi/pemandian sengakling yang masih Malang, BNS, Jatim Park, Secret Zoo (Museum Satwa), Selecta, dll. Tapi saya kurang begitu tertarik karena tempat-tempat itu adalah tempat rekreasi buatan, hiburan yang pasti riuh ramai oleh pengunjung, dan yang utama bukan alami dan saya tidak terlalu berhasrat pada yang tidak alami. Saya lebih suka gunung, danau, gua, air terjun dkk. Yang tak alamipun bisa menarik, asal kuno, seperti candi, istana dll. Buat saya, pergi ke tempat rekreasi yang terlalu ramai tak membuat fresh, bisajadi malah tambah pusing. Terakhir, semoga saya bisa mengunjungi semua tempat-tempat itu, dan bukan hanya yang di Batu Malang, tapi juga di semua tempat yang saya impikan di Dunia ini. Amin.

Salam pemberani!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seize The Day/ Carpe Diem

"Bahasa Inggris: Pasif!"

“Misteri HP mati di Panderman”