Seize The Day/ Carpe Diem

Awalnya saya tahu frase ini dari sebuah judul lagu yang dinyanyiin Avenged Sevenfold. Karena lagunya menarik (enak di denger) sayapun mencoba memahami lirycnya. (dan ternyata nggak paham-paham... ^^)

Lirik dan video klipnya menceritakan tentang seorang laki-laki (yang diperanin sama sang vokalis) yang sangat mencintai pacarnya/ istrinya yang sedang hamil. keliatan dari video klipnya, mesra-mesra gitu. Suatu saat, teman-temannya ngajak ngrampok. keliatan istrinya sempet nglarang waktu itu, tapi si laki2 maksa aja, dan pergilah Ia ngerampok, hasilnya, eh Ia tertangkap Polisi. Istrinyanya pun tahu melalui berita di TV, dan mengunjunginya hingga mereka bertengkar-tengkar gitu, mungkin kata istrinya Tuh kan, apa gue bilang juga? trus kata co-nya aku nglakuin ini buat kita?! intinya gada yang ngrasa bersalah .

Saat pulang, istrinya terlihat stres dan akhirnya sampe mengalami kecelakaan dan tewas. Laki-laki yang dipenjara itu pun menyesali setelah mendengar istrinya telah tiada dan mengingat kenangan indah mereka sebelumnya. Pada akhir video klip, laki-laki itu dateng bersama dan berdiri di samping makam pacarnya dengan seorang anak laki-laki yang ternyata adalah anak mereka berdua yang selamat dari kecelakaan.

Setelah saya cari-cari melalui mbah Google, ternyata Size The Day bukan hanya frase yang di lahirkan oleh Avenged Sevenfold, tapi jauh sebelum itu.

“Seize the Day” adalah transliterasi dari bahasa Latin, “Carpe Diem” satu kalimat yang terdapat pada puisi klasik ‘Odes’ karya Horace.
"Dum loquimur, fugerit invida aetas: carpe diem quam minimum credula postero
.
"
Translate bahasa Inggrisnya,
"While we speak, time is envious and is running away from us.//Seize the day, trusting little in the future//"
dan kalo saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia bebasnya adalah:
‘Saat kita berbicara, waktu telah melarikan diri: ’seize the day’, sebagai bekal di masa yang akan datang." Seize the Day sulit saya temukan padanannya dalam bahasa Indonesia.

Seize the day (katanya) tidak bisa diartikan secara harafiah sebagai “tangkaplah hari”, walaupun terjemahan seperti ini agak menimbulkan rasa puitis. Mungkin terjemahan yang agak tepat adalah “manfaatkanlah hari”. Tetapi terjemahan ini pun kurang bertenaga karena rasa kepuitisannya kurang. Tetapi semangat yang dikandung oleh frase itu pernah diungkapkan dalam baris-baris puisi karya penyair Indonesia–dengan permutasi kalimat yang beraneka ragam.

Sederhanyanya, (semoga tidak salah) saya dapat mengartikan Seize The Day sebagai memanfaatkan waktu, memanfatkan masa/ menangkap moment (atau terjemahkan sendiri lah) yang hanya sementara, sebelum semuanya berlalu atau bahkan terlambat, dan kita akan menyesalinya.

Supaya lebih jelasnya saya kutipkan lyric dari Seize The Day:

Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over

I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry
These streets we travel on will undergo our same lost past

I found you here, now please just stay for a while
I can move on with you around
I hand you my mortal life, but will it be forever?
I'd do anything for a smile, holding you 'til our time is done
We both know the day will come, but I don't want to leave you

I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry (a melody, a memory, or just one picture)

Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over

Newborn life replacing all of us, changing this fable we live in
No longer needed here so where do we go?
Will you take a journey tonight, follow me past the walls of death?
But girl, what if there is no eternal life?

I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry (a melody, a memory, or just one picture)

Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over

Trials in life, questions of us existing here, don't wanna die alone without you here
Please tell me what we have is real

So, what if I never hold you, yeah, or kiss your lips again?
Woooaaah, so I never want to leave you and the memories of us to see
I beg don't leave me

Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over

Trials in life, questions of us existing here, don't wanna die alone without you here
Please tell me what we have is real

Silence you lost me, no chance for one more day [x2 then continues in the background]
I stand here alone
Falling away from you, no chance to get back home
I stand here alone
Falling away from you, no chance to get back home


Ngerti nggak?! masa harus saya terjemahkna juga?!

mengutip kalimat bijak dari seorang temen,
"Saya tidak ingin menggurui karena kenyataanya hal ini malah seperti mengingatkan saya sendiri tentang bagaimana saya menjalani kehidupan yang begitu singkat [perasaan baru kemarin saya memakai seragam sekolah, tetapi sekarang sudah mempunyai keluarga dengan dua anak], “Hei! Apa yang sudah kamu lakukan dalam hidup ini?”
Nah, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita melakukan sesuatu dengan benar dan baik sebelum semuanya menjadi terlambat?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Bahasa Inggris: Pasif!"

“Misteri HP mati di Panderman”