"Bahasa Inggris: Pasif!"

Rata-rata, dalam sebuah lowongan kerja profesional (yang memerlukan kemampuan/ keterampilan pikiran, bukan otot) selalu disertakan kualifikasi memiliki kemampuan bahasa Inggris. Saya sendiri menyesal kenapa dulu nggakbener-bener serius mempelajari ilmu yang satu ini, ternyata bener kata senior2 dulu,
"untuk kerja jaman sekarang, minimal harus punya dua kemampuan/ keterampilan, komputer dan bahasa Inggris! kalo udah punya 2 keterampilan itu, gampang deh!" dan saya dengan angkuhnya nggak percaya.

Ternyata, penyesalan semacama itu (nggak bisa bahasa Inggris) bukan hanya dirasakan oleh saya. Banyak pelamar-pelamar kerja yang terbentur dengan kualifikasi/persyaratan yang satu ini. bukan hanya saat ngelamar kerja, tapi ngelamar beasiswa, ngelanjutin kuliah, persyaratan TOEFL selalu disertakan. Sekali lagi, saya nyesel....

Tapi, ada yang lucu saat kemaren saya ngelamar kerja dan pelamarnya buaanyaaakk banget. saat itu langusng walk interview. saya sendiri tidak tau kalo ternyata bahasa Inggris menjadi satu persyaratan dalam posisi yang kami lamar. karena Informasi dari temen yang udah bekerja disitu nggak bilang, dan dia juga udah kerja disitu nggak terlalu pinter bahasa Inggris. saya belum masuk/ dapet panggilan. tapi terdengar keluhan para pelamar yang "dilempar" setelah masuk ruang interview.
"gimana mbak?!" tanya pelamar yang belum masuk/ di interview.
"ya gitu! tadi ditanyanya pake bahasa Inggris" rupanya dia lumayan terbuka, nggak kaya pelamar lain (termasuk temen yang nanti interview bareng sama saya, yang ngeihat saya bener-bener kayak saingan) yang biasanya kalo ditanya langsung ngeloyong.
"terus?" tanya si pelamar yang belum masuk lagi.
"Yaa.. tak bilangin, kalo bahasa Inggrisku pasif!"
"terus?!"
"Ehh,, aku disuruh nunggu aja, dilempar ke ruang samping ini, nanti di Interview lagi, untuk posisi yang berbeda, yang nggak terlalu membutuhkan kualifikasi bahasa Inggris!"
"Ouhh. . gitu?!
"emang ditanya apa aja sih mbak?!"
"Ya gitu, tentang diri sendiri, motivasi nglamar disini, pengetahuan ttg perusahaan dan tentang posisi yang dilamar."
"sebenrnya sih aku ngerti apa yang ditanyain, cuma buat ngomong itu, kaku, blank!"
"Ohh.. grogi mungkin mbak ya?!"
"He emh!" dan saya hanya tersenyum getir,
"HADUH! GAWAT!" batinku.

Maka singkat cerita, saat giliran nama saya dipanggil, dan ditanya-tanya sesuai dengan apa yang diceritakan mbak-mbak tadi, dengan menggunakn bahasa Inggris tentu saja, dengan diplomatis saya menjawab,
"I'am Sorry Sir. My English is Pasif!"

Akhirnya, saya ngerti kalo pengakuan "Bahasa Inggrisku Pasif" oleh penginterview akan dinilai sebagai kata halus dari, "tidak bisa!"

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seize The Day/ Carpe Diem

“Misteri HP mati di Panderman”