kuliah Perdana (bag 2)

Begitulah kira-kira pelajaran pertama yang saya terima dari perkuliahan perdana kemaren, Ahad, 17 Oktober 2010. Ternyata, dosen yang awalnya saya kira nyebelin itu menyenangkan juga. Walaupun memang sebenernya sedikit banyak saya sudah mengetahui bahan yang diajarkannya (dari buku-buku Bobby De Potter; Quantum Learning dan Quantum Teaching dan buku2 Hernowo atau buku pendidikan lain), tapi saya benar-benar mengagumi pengalamannya.

Selain pelajaran yang disederhanakan tersebut, beliau juga menjelaskan type-type murid/ pembelajar dalam menerima pelajaran dengan kalimat2 sederhana juga. Ada 4 type, katanya, yaitu

“Quick to understand, quick to forget!”

“Quick tu understand, slow tu forget!”

“Slow to understand, quick to forget!” saya ngikik, terbayang orang yang macam gini.

“dan terakhir, Slow to understand, slow to forget!” kemudian, beliaupun menjelaskannya satu persatu, termasuk penyebab-penyebabnya (hanya sayang, belum dijelaskan solusinya, membuat hal itu menjadi beban pikiran buat saya). Ada juga satu pelajaran tentang kepribadian manusia dilihat dari postur tubuhnya, katanya, entah benar atau tidak, tapi itu memang diajarkan dalam Psikologi personal, katanya.

Yang paling menarik (buat saya), disetiap sela-sela penyampaian materinya tersebut sang dosen menyampaikan tips-tips mendidik dan menghasilkan generasi yang hebat berdasarkan agama dan pengalamannya, yang bagi saya benar-benar hal baru. Tips itu beliau dapat dari para kyai se-Jombang yang pernah dikunjunginya katanya, berawal dari rasa penasaran kenapa anak-anaknya Kyai ini, Gus ini, bisa menjadi orang yang hebat. Apa gerangan penyebab dan rahasia bisa menghasilkan generasi yang semacam itu?! Apa memang karena keturunan?! Atau Pendidikan?! Atau yang lainnya?! Menurut kesimpulannya, ternyata bukan semata-mata karena keturunan karena contohnya, banyak anak professor yang jadi begundal, anaknya kyai yang gak pinter ngaji. Rahasia itu, terletak pada usaha yang dilakukan/ pendidikan yang dipersiapkan bahkan jauh-jauh hari sebelum anak dilahirkan.

Kemudian dengan hati-hati, seperti pejuang yang takut ketahuan kumpeni, beliau membeberkan rahasia itu. Saya, dengan antusias mencatatnya. (bersambung lagi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seize The Day/ Carpe Diem

"Bahasa Inggris: Pasif!"

“Misteri HP mati di Panderman”