Terkenang Oleh Gorengan
Sabtu kemarin, saat saya berada di rumah Cirebon dan seperti
biasa anter istri ke sekolahnya, kemudian sambil nunggu istri ngajar
bermain-main dengan Arini putriku. Sempet ketemu temenlama, Ade Faisal yang
nggendong putrinya Damai main ke sekolah jg, kami ngobrol-ngobrol sebentar.
Siangnya, ada agenda ke Tegal Gubug silaturahmi ke PT.
Solusi Balad Lumampah Biro Travel Umroh dan Haji Plus. Bersama Istri dan
Putriku Arini juga, kami ketemu dengan yg punya kantor, dan temen seperjuangan
di Malang yg sekarang sudah beraktifitas di Cirebon juga.
Pukul 12.30an kami kembali pulang ke Gintung – Cirebon, terik juga, apalagi setelah ikut2an menikmati
macet Tegal Gubug walaupun nggak belanja, tenggorookan jadi pengen yang
seger-seger, es kelapa sepertinya cocok melepas dahaga siang itu. Pucuk di
Cinta Ulampun tiba, melewati kali gede – bringin, ada penjual Es kelapa pinggir
sungai, sayapun belok dan mampir bersama
istri dan Ayin yang terlelap mungkin kecapekan. 2 gelas Es kelapa kami pesan
dan siap dinikmati dalam beberapa
menit saja. Di depan tempat duduk
kami, diatas meja keci memanjang berbagai jajanan juga tersedia, dan gorengan
tentu saja. Saya ambil satu, oleskan saus, dan tiba-tiba saja hatiku
melankolis.
Ada bayangan seperti berkelabat, sekitar 10 tahun lalu,
aktifitas semacam ini seperti pernah terjadi, gorengan dengan saus khas membawa
ingatan saya pada masa-masa itu. Sepulang sekolah, sambil nunggu angkot/elf,
saya bersama-sama teman lama masa SMA waktu itu, iwan, syahidi, asep, olih atau kadang sama
temen-temen lainnya juga seringkali bersantai sambil membeli gorengan di jalan
yg penuh cerita dan melegenda itu, jalan Kasab. Kadang di Kasabnya, kadang juga
di seberang kidul/ selatan jalan, dengan penjual yg kalau tidak salah kami
sebut bi Ndut.
Tempat nongkrong favorit, menu gorengan dan saus yang khas
kadang plus lontong dan lengkap dengan pelayanan ibu warung yang ngakrab,
seringkali menjadikan kami berlama-lama di situ. Bukan hanya disitu sebenarnya,
sayapun jadi inget masa-masa dimana saat nognkrong masa SMA menu utamanya
adalah gorengan dan saus khas di warung-warung sederhana seperti itu. Membuat
saya melankolis, maklum, keluar MAN langusng 6 tahun di Jawa Timur, dan
sekarang harus beraktifitas di bandung.
Walau 10 tahun sudah berlalu, gorengan, sampai saat ini
memang tetap menjadi menu favoritku. Masa kuliah dulu, juga saat masa-masa
transisi kuliah ke kerja, saat nongkrong
sendiri ataupun bareng teman-teman, saat pagi ataupun sekedar menghabiskan
malam, ngopi dan gorengan masih selalu jadi menu andalan.
Saya sendiri, dulu sering
juga menghabiskan waktu pagi jalan ke pasar Dinoyo dan ngopi sambil makan
gorengan. Setelah di dunia kerja, di surabaya dulu menu gorengan tetap jadi
favorit saat istirahat atau nunggu sebelum masuk kerja. Bahkan sampai saat ini,
di Bandung, hampir setiap pagi saya keluar kantor sejenak, membeli gorengan kadang urunan sama teman, masuk
ruangan, nyeduh kopi dan meeting pagi sambil menikmati gorengan.
Bagaimana dengan teman-teman semua?! Apa kabar kalian kini?
Dimana? Adakah gorengan disana?! ^^
Komentar
Posting Komentar